New Normal Ala Jurnalis

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemic Covid-19 memiliki dampak yang sangat besar bagi segala sektor dan bidang pekerjaan. Mulai dari guru, dokter, buruh, hingga wartawan mengalami suatu perubahan besar dalam tata cara menjalankan profesinya. Terutama kondisi pandemi ini yang memaksa kita semua untuk bekerja dari rumah membuat kita sulit untuk menjalin komunikasi tatap muka, akibatnya interaksi sosial individu pun menjadi berkurang.

Tak terkecuali profesi jurnalis. Bidang pekerjaan satu ini seperti yang kita tahu memerlukan aktivitas tatap muka untuk mencari suatu informasi guna peliputan menjadi suatu berita. Liputan normalnya dilakukan dengan datang langsung ke lapangan dan melakukan wawancara terhadap narasumber. Sayangnya seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa di masa pandemi ini kita harus menjaga jarak dan mengurangi interaksi tatap muka. Hal ini tentu menjadi suatu tantangan baru bagi para pekerja di bidang jurnalistik.

Menurut Rachmat Hidayat, SIP., M.Sos. (News Production Department Head MNC TV) perubahan pola liputan jurnalis sungguh terjadi di masa pandemi Covid-19 ini. Contoh paling sederhana adalah pemanfaatan alat bersama yaitu Satellite News Gathering (SNG). Dalam hal ini, para jurnalis dituntut untuk bekerja sama dengan jurnalis lainnya dari berbagai media untuk memanfaatkan alat tersebut guna melakukan peliputan suatu berita.

Dalam pemaparannya juga, Bapak Rachmat mengungkapkan bahwa keterampilan dalam memanfaatkan perangkat teknologi menjadi kriteria penting bagi profesi jurnalis saat ini. Artinya seorang jurnalis dituntut untuk berkembang seiring dengan perkembangan zaman salah satunya dapat menggunakan teknologi. Dan masih berhubungan dengan keterampilan menggunakan perangkat teknologi, di kondisi pandemi ini tatap muka berganti menjadi virtual. Konsep virtual mengacu pada komunikasi termediasi oleh teknologi atau komputer dan internet yang membuat jurnalis harus mampu menggunakan teknologi ini sehingga peliputan yang saat ini lebih banyak di mediasi oleh teknologi (secara virtual) dapat dilakukan dengan baik. Hal ini ditandai dengan para narasumber di tengah masa pandemi ini hanya ingin melakukan wawancara melalui mediasi teknologi.

Tentu pola peliputan virtual ini membuat perubahan juga pada standar reportase dan investigasi. Karena di mediasi oleh teknologi, seorang jurnalis harus mampu berfikir kreatif lebih dalam agar menciptakan berita yang tidak monoton. Cara pengambilan atau angle sudut pandang berita harus di modifikasi dan dikembangkan agar lebih menarik perhatian khalayak.

Beberapa liputan juga dikatakan masih mengharuskan jurnalis turun langsung ke lapangan. Oleh sebab itu, penerapan protokol kesehatan Covid-19 menjadi salah satu kenormalan baru juga bagi para jurnalis. Contohnya penggunaan masker yang wajib dipakai oleh para jurnalis ketika harus melakukan peliputan di lapangan pada masa pandemic ini. (Freda Fudian/915170028)





Comments